Selasa, 20 Maret 2012

Transpirasi Tanaman

PENGERTIAN TRANSPIRASI Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hiulang dari jaringan tanaman umunya difokuskan pada air yuang hilang pada stomata. Proses transpirasi berlangsung selama tumbuhan hidup. Peneliti di Utah State University berhasil menghitung berapa banyak jumlah air yang hilang melalui transpirasi pada tanaman jagung muli dari berkecambah sampai panen. Jumlah air yang hilang melalui transpirasi pada tanaman jagung adalah setara dengan total 450 mm curah hujan, atau untuk menghasilkan berat kering tanaman jagung dibutuhkan 225 kg air yang hilang melalui transpirasi. Mengapa begitu banyak air yang hilang ke atmosfer melalui tanaman untuk menghasilkan 1 kg berat kering tumbuhan ? Paling tidak ada 2 alasan mengapa hal ini terjadi: a. Bahan yang terkandung dalam tanaman sebagian besar adalagh senyawa kerangka karbon, dimana karbon tersebut berasal dari udara dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Tumbuhan menyerap CO2 tersebut melalui stomata. Jika tumbuhan ingin menyerap lebih banyak CO2 maka stomata harus dibuka lebar . Konsekuensinya jika stomata membuka lebar maka akan semakin banyak tumbuhan kehilangan ai, karena baik CO2 maupun uap air bergerak melalui stomata yang sama. b. Pada siang hati tumbuhan menerima radiasi matahari, sebagian dari radiasi matahari ini akan diserap tumbuhan. Jika serapan energi matahari ini tidak diimbangi dengan usaha untuk membebaskan energy tersebut, maka suhu tumbuhan akan meningkat. Peningkatan suhu yang berlebihan akan sangat mengganggu metabolisme tumbuhan. Transpirasi merupakan proses yang membutuhkan banyak energy dalam tahap penguapan dari molekul-molekul air. Untuk menguapkan 1 g air dibutuhkan energy lebih dari 580 kalori. Laju transpirasi ditentukan oleh 2 hal, yakni: a) Pwrbedaan kerapatan uap air (vapor pressure) antara rongga substomatal dengan udara bebas di sekitar tumbuhan, dan b) Daya hantar stomata. Berdasarkan ini, laju transpirasi dapat dihitung sebagai berikut: E = gs X VPD dimana E = laju transpirasi, gs = daya hantar stomata , dan VPD = perbedaan kerapatan uap air antara rongga substomatal dan udara bebas di sekitar tanaman. Daya hantar stomata seara langsung di pengaruhi oleh besarnya bukaan stomata. Semakin besar bukaan stomata, maka daya hantarnya akan semakin tinggi. Pada beberapa tulisan. Pada beberapa tulisan digunakan istilah resistensi stomata (rs). Dalam hubungan ini daya hantar stomata berbanding berbalik dengan resistensi stomata (gs = 1/rs). Karapatan uap air diudara tergantung pada kelembaban nibsi dan suhu udara tersebut. Untuk perhitungan laju transpirasi, kelembban nisbi di dalam rongga substomatal dianggap 100%. Jadi kerapatan uap air di dalam rongga substomatal sepenuhnya tergatung pada suhu daun. Dari uaraian diatas dapat disimpulkan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi adalah: 1. Faktor –faktor internal yang mempengaruhu mekanisme buka-tutup stomata. 2. Kelembaban udara di sekitar tanaman. 3. Suhu udara. 4. Suhu daun tanaman. Angin dapat pula mempengaruhi laju transpirasi. Angin dapat memacu laju transpirasi jika udara yang bergerak melewati permukaan daun tersebut lebih kering (kelembaban nibsinya lebih rendah) dari uadara di sekitar tumbuhan tersebut. FUNGSI TRANSPIRASI BAGI TUMBUHAN Kelihatannya transpirasi tidak mempunyai keuntungan atau funsi bagi tumbuhan. Ambil contoh tumbuhan yang hidup di dalam air, misalnya berbagai jenis ganggang. Kelompok tumbuhan ini tidak melakukan transpirasi tetapi dapat tumbuh dan berkembang secara normal. Di dalam terrarium kelembaban nibsi adalah 100%. Dengan demikian, laju tanspirasi akan sangat rendah sekali (Jika ada), tetapi berbagai jenis tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam terrarium. Walaupun beberapa jenis tanaman dapat hidup tanpa melakukan transpirasi, tetapi jika transpirasi berlangsung maka pada tumbuhan agaknya dapat memberikan beberapa keuntungan bagi tumbuhan tersebut, misalnya dalam (i) mempercepat laju pengangkutan unsure hara melalui xylem, (ii) menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal, dan (iii) sebagai salah satu ara untuk menjaga stabilitas suhu daun. Walaupun dari beberaoa hasil pengujian didapatkan bahwa pengangkutan unsure hara tetap dapat berlangsung jika transpiirasi tidak terjadi. Akan tetapi, laju pengangkutan terbukti akan berlangsung lebih cepat jika transpirasi berlangsung seara optimal. Sebagai contoh pada tanaman tomat terjadi defisiensi kalsium pada daun-daun mudahnya jika laju transpirasi dihambat dengancara miningkatkan kandungan CO2 ( sehingga stomata hamper menutup) dan kelembaban udara yang tinggi. Sel tumbuhan diyakini akan berfungsi optimal pada tingkat turgidistas tertentu, diman jika tigidistasnya menjadi jauh lebih tinggiatau lebih rendah maka sel tersebut akan menurun fungsinya. Jika tekanan mineral sel (turgor) melampau batas elastisitas dindingsel, maka sel tersebut akan pecah. Secara visual sering terlihat terjadinya pecah buah pada berbagai jenis tanaman dengan buah berdaging, misalnya tomat, anggur, cherry, dan jenis cabai tertentu. Transpirasi jelas merupakan suatu proses pendinginan (sebagaimana juga halnya dengan evaporasi). Pada siang hari, radiasi matahari yang diserap daun akan meningkatkan suhu daun. Jika transpirasi berlangsung maka peningkatan suhu daun ini dapat dihindari . Bagaimana jika transpirasi tidak berlangsung? Sesungguhnya jika traspirasi tidak berlangsung, suhu daun akan tetap didinginkan melalui proses fisika lainnya, yaitu secara konduksi. Akan tetapi, kehilangan panas secara konduksi ini hanya akan berlangsung jika suhu daun lebih tinggi dari suhu udara sekitar .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar